Setelah inovasi Donor buah tahun 2022 lalu, Puskesmas Paruga kembali meluncurkan program Inovasi baru, Yaitu Rehat Tanpa Rona PMS (Remaja seHAT  Tanpa ROkok, Narkoba dan Penyakit Menular Seksual). Dalam rangka memperkenalkan program Inovasi baru ini, Puskesmas Paruga melakukan sosialisasi kepada lintas program dan lintas sektor. Acara sosialisasi berlangsung pada hari Senin, 26 Juni 2023 bertempat di aula Puskesmas Paruga. Selain lintas program di Puskesmas, acara tersebut juga dihadiri lintas sektor yang terdiri dari perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kota Bima, Dinas Kesehatan, Badan Narkotika Nasional (BNN), SMKN 1 Kota Bima dan penyuluh Kementerian Agama.

Acara diawali dengan sambutan dari Kasubbag Tata Usaha Puskesmas Paruga, Bapak Anhar,S.Kep. beliau menyebutkan bahwa Inovasi Rehat tanpa Rona PMS ini berangkat dari permasalahan Remaja yang masih cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas Paruga, beliau berharap inovasi ini dapat menekan angka merokok, penyalahgunaan Napza dan penyakit menular seksual di Kecamatan Rasanae Barat. Sambutan berikutnya dari Peneliti bidang Kesehatan Brida Kota Bima, Asriyadin,S.ST., M.Si. dalam sambutannya, Asriyadin memberikan apresiasi pada Puskesmas Paruga yang semangat dalam berinovasi. Beliau juga mengapresiasi Inovasi Rehat tanpa Rona PMS ini karena berbasis data dan fakta permasalahan remaja di Kota Bima. Dalam sambutannya, beliau menambahkan bahwa pada tahun 2022 terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS dan IMS di Kota Bima, “bahkan ada remaja SMP yang mengidap infeksi menular seksual seperti sifilis dan gonorhea” tuturnya.

Setelah sesi sambutan dan arahan, acara dilanjutkan dengan sosialisasi program inovasi yang dipaparkan oleh Inovator Raehal Akal, SKM., MPH. Raehal memaparkan latar belakang, tujuan, bentuk kegiatan dan evaluasi program inovasinya. Dalam pemaparannya, Raehal menyebutkan bahwa program inovasi tersebut diawali dengan sosialisasi program kepada peserta dan pengisian pre test. Selanjutnya, dilakukan diskusi kesehatan online melalui whatsapp grup selama 3 bulan. “Diskusi kesehatan online ini berlangsung selama 3 bulan, masing-masing tema (Rokok, Narkoba dan PMS) selama 1 bulan, dengan rincian 4x pertemuan setiap tema. Setiap pertemuan berlangsung selama 90 menit diskusi. Selanjutnya, pada bulan keempat dilakukan evaluasi yaitu dengan pengisian post test dan wawancara serta pengambilan video” paparnya.

Raehal menambahkan, bahwa program inovasi ini telah dilakukan uji coba pada tahun 2020 di SMPN 09 Kota Bima. Program ini sempat tidak berjalan selama 2 tahun yaitu pada tahun 2021 dan 2022 karena tenaga kesehatan sibuk melawan pandemi covid-19. Pada tahun 2023, program ini kembali dilaksanakan dengan beberapa pengembangan, diantaranya melibatkan lintas sektor sebagai nara sumber. “Pada tahap awal, yaitu tahun 2020 lalu, nara sumber diskusi hanya dokter, bidan dan kami sebagai promotor kesehatan. Pada tahun ini, kami melibatkan lintas program lebih banyak, selain dokter dan bidan, kami juga melibatkan lintas program lain seperti program HIV/AIDS dan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja). Nara sumber dari lintas sektor juga dilibatkan yaitu dari BNN dan penyuluh Kementerian agama” Paparnya.

Saat sesi diskusi dibuka, peserta sangat antusias dan memberikan apresiasi terhadap program inovasi ini. Peserta sepakat bahwa masalah remaja di Kota Bima sangat kompleks dan membutuhkan kerjasama semua pihak untuk mengatasinya. Pengelola Program UKS dan PJAS Dinas Kesehatan Kota Bima, Sinta Octavia, SKM berharap bahwa pihak sekolah mendukung penuh program ini dan berharap agar sekolah menyediakan jam pelajaran khusus untuk edukasi kesehatan di sekolah, bila perlu memasukkan dalam kurikulum pendidikan agar berkesinambungan. Acara sosialisasi diakhiri dengan sesi foto bersama dan komitmen dukungan untuk program inovasi Rehat tanpa Rona PMS ini.

Setelah inovasi Donor buah tahun 2022 lalu, Puskesmas Paruga kembali meluncurkan program Inovasi baru, Yaitu Rehat Tanpa Rona PMS (Remaja seHAT  Tanpa ROkok, Narkoba dan Penyakit Menular Seksual). Dalam rangka memperkenalkan program Inovasi baru ini, Puskesmas Paruga melakukan sosialisasi kepada lintas program dan lintas sektor. Acara sosialisasi berlangsung pada hari Senin, 26 Juni 2023 bertempat di aula Puskesmas Paruga. Selain lintas program di Puskesmas, acara tersebut juga dihadiri lintas sektor yang terdiri dari perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kota Bima, Dinas Kesehatan, Badan Narkotika Nasional (BNN), SMKN 1 Kota Bima dan penyuluh Kementerian Agama.

Acara diawali dengan sambutan dari Kasubbag Tata Usaha Puskesmas Paruga, Bapak Anhar,S.Kep. beliau menyebutkan bahwa Inovasi Rehat tanpa Rona PMS ini berangkat dari permasalahan Remaja yang masih cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas Paruga, beliau berharap inovasi ini dapat menekan angka merokok, penyalahgunaan Napza dan penyakit menular seksual di Kecamatan Rasanae Barat. Sambutan berikutnya dari Peneliti bidang Kesehatan Brida Kota Bima, Asriyadin,S.ST., M.Si. dalam sambutannya, Asriyadin memberikan apresiasi pada Puskesmas Paruga yang semangat dalam berinovasi. Beliau juga mengapresiasi Inovasi Rehat tanpa Rona PMS ini karena berbasis data dan fakta permasalahan remaja di Kota Bima. Dalam sambutannya, beliau menambahkan bahwa pada tahun 2022 terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS dan IMS di Kota Bima, “bahkan ada remaja SMP yang mengidap infeksi menular seksual seperti sifilis dan gonorhea” tuturnya.

Setelah sesi sambutan dan arahan, acara dilanjutkan dengan sosialisasi program inovasi yang dipaparkan oleh Inovator Raehal Akal, SKM., MPH. Raehal memaparkan latar belakang, tujuan, bentuk kegiatan dan evaluasi program inovasinya. Dalam pemaparannya, Raehal menyebutkan bahwa program inovasi tersebut diawali dengan sosialisasi program kepada peserta dan pengisian pre test. Selanjutnya, dilakukan diskusi kesehatan online melalui whatsapp grup selama 3 bulan. “Diskusi kesehatan online ini berlangsung selama 3 bulan, masing-masing tema (Rokok, Narkoba dan PMS) selama 1 bulan, dengan rincian 4x pertemuan setiap tema. Setiap pertemuan berlangsung selama 90 menit diskusi. Selanjutnya, pada bulan keempat dilakukan evaluasi yaitu dengan pengisian post test dan wawancara serta pengambilan video” paparnya.

Raehal menambahkan, bahwa program inovasi ini telah dilakukan uji coba pada tahun 2020 di SMPN 09 Kota Bima. Program ini sempat tidak berjalan selama 2 tahun yaitu pada tahun 2021 dan 2022 karena tenaga kesehatan sibuk melawan pandemi covid-19. Pada tahun 2023, program ini kembali dilaksanakan dengan beberapa pengembangan, diantaranya melibatkan lintas sektor sebagai nara sumber. “Pada tahap awal, yaitu tahun 2020 lalu, nara sumber diskusi hanya dokter, bidan dan kami sebagai promotor kesehatan. Pada tahun ini, kami melibatkan lintas program lebih banyak, selain dokter dan bidan, kami juga melibatkan lintas program lain seperti program HIV/AIDS dan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja). Nara sumber dari lintas sektor juga dilibatkan yaitu dari BNN dan penyuluh Kementerian agama” Paparnya.

Saat sesi diskusi dibuka, peserta sangat antusias dan memberikan apresiasi terhadap program inovasi ini. Peserta sepakat bahwa masalah remaja di Kota Bima sangat kompleks dan membutuhkan kerjasama semua pihak untuk mengatasinya. Pengelola Program UKS dan PJAS Dinas Kesehatan Kota Bima, Sinta Octavia, SKM berharap bahwa pihak sekolah mendukung penuh program ini dan berharap agar sekolah menyediakan jam pelajaran khusus untuk edukasi kesehatan di sekolah, bila perlu memasukkan dalam kurikulum pendidikan agar berkesinambungan. Acara sosialisasi diakhiri dengan sesi foto bersama dan komitmen dukungan untuk program inovasi Rehat tanpa Rona PMS ini.